Selasa, 20 Oktober 2015

Iwan Sugianto: Tugas Mahasiswa Semester Satu 2015

Iwan Sugianto: Tugas Mahasiswa Semester Satu 2015






TUGAS
LINGUISTIK UMUM

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdIISRRsAGsTw-wb4kVe45wB984xL2M_UbQwKnAUr_Nl-bgiSRAm9gcJgccPudW_jkbpIgdSYVJYJiFfLQsNq10vfsz5pAvjCMLKTafmT0ciYEa8dBSUjoRDiBS5HcgNyXfjKfg2AKM2Up/s200/Logo-Unitomo.png


OLEH:


MELINDA FUKAR
                (2015210052)






UNIVERSITAS DR SOETOMO
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015/2016










A.    
FUNGSI
BAHASA INDONESIA
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.
1.      Fungsi bahasa
secara umum
a.      
Sebagai alat
untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita
dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan
pikiran kita.
b.      Sebagai alat
komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan
dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa
sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi
cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat,
kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan
kedalam bahasa manusia.
c.      
Sebagai alat
berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan
sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan
kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non-formal pada
saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara
dengan orang tua atau yang dihormati.
d.      Sebagai alat
kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat,



2.      Fungsi
bahasa secara khusus
a.      
Mengadakan
hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas
dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung
dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
b.      Mewujudkan
Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni
khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna
denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang
mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
c.      
Mempelajari
bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa
atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau
dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
d.      Mengeksploitasi
IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi
kebaikan manusia itu sendiri.




MAKALAH
BERBICARA
(BERBICARA
UNTUK MENGINFORMASIKAN)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhheIhA-ystPphZKZI_yH0_dOVjopnLi9I4porW3-v_CyRyYti1mN5zKjCzuIAoLmgxCM8d7O31ccHjDGMJUU9OCAE-rkb2PQvjdoy-DMM-9AHahOZN3V-nWkuR13VKRF7G5oswAb-pZ4e8/s200/Logo-Unitomo.png

OLEH:






EMIYUS
KAGOYA           (2015210017)
KHURIN
MURTAFIAH    (2015210028)
ALVI NUR
ZUHRAIDA    (2015210029)
VIRONIKA DIYA
A.         (2015210044)
ARIF WIBOWO
                (2015210049)
MELINDA FUKAR
           (2015210052)






UNIVERSITAS DR SOETOMO
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015/2016


KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan.
Shalawat serta salam senantiasa
tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir
zaman.
Makalah Mata Kuliah “Berbicara” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa
penyusun menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu,
menyumbangkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penyusun harapkan agar
hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.


Surabaya, 18 Oktober 2015


                                                                                                   
Penyusun







i



DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar
Isi....................................................................................................................
ii
BAB I
            : 
PENDAHULUAN
1.1    
Latar
Belakang...................................................................................
 1
1.2....
Rumusan
Masalah..............................................................................
 
2
1.3.... Tujuan
...............................................................................................
 
 3
BAB II
:  PEMBAHASAN
       
2.1    
Pengertian
Keterampilan Berbicara
...............................,.................... 3
       
2.2    
Tujuan Keterampilan
Berbicara
.......................................................... 4        
       
2.
3     Ragam Berbicara.................................................................................
5
        2.4     Faktor
Penunjang dan Penghambat Keterampilan Berbicara
……….. 6
                 
2.4.1 Faktor Penunjang……………………………………………… 6
                 
2.4.2 Faktor Penghambat……………………………………………. 6
           
  2.5     Berbicara Untuk
Menginformasikan………………………………..  7

BAB III : PENUTUP
           
4.1      
Kesimpulan..........................................................................................
8
           
4.2      
Saran..................................................................................................
.. 8
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN






ii



PENDAHULUAN

Kehidupan
manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana
 untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini,
dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu
berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling
sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang
bersifat konkrit maupun yang  bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk
mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan
berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi
baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan
berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut
agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa
di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk
mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang
keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis
keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya
secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara
secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart
dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi
yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai
keberhasilan  setiap individu maupun kelompok. 
Siswa yang
mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah
dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan
menulis. Menulis dan berbicara  mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan
produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam
berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.



1



1.2.1   Apa
pengertian keterampilan berbicara?
1.2.2   Apa tujuan
keterampilan berbicara?
1.2.3   Apa saja
ragam berbicara?
1.2.4   Apa saja
faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara?
1.2.5  Bagaimana
cara penilaian keterampilan berbicara?
1.2.6  Bagaimana hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya?
1.2.7   Apa yang dimaksud
berbicara untuk menginformasikan ?
1.3  Tujuan
1.3.1   Memahami
pengertian keterampilan berbicara.
1.3.2   Memahami
tujuan keterampilan berbicara.
1.3.3   Memahami
ragam berbicara.
1.3.4   Memahami
faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.3.5   Memahami
cara penilaian keterampilan berbicara.
1.3.6   Memahami
hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.3.7   Memahami maksud dari berbicara untuk menyampaikan informasi.

1.4.1   Dapat
memahami pengertian keterampilan berbicara.
1.4.2   Dapat memahami
tujuan keterampilan berbicara.
1.4.3   Dapat
memahami ragam berbicara.
1.4.4   Dapat
memahami faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.4.5   Dapat
memahami cara penilaian keterampilan berbicara.
1.4.6   Dapat
memahami hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.4.7   Dapat memahami maksud dari berbicara untuk menyampaikan informasi.





2



BAB II
PEMBAHASAN

Menurut
Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas
mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia
belajar untuk mengucapkan dan  akhirnya terampil berbicara.
Berbicara
diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan,serta
perasaan (Tarigan, 1983:14).
Pendapat
lain mengemukakan, “Berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi
artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada
orang lain” (Mukhsin dalam Carolina, 2001:18).
Sabarti dkk.
(dalam Bukian, 2004:15) menyatakan, “Berbicara adalah peristiwa atau proses
penyampaian gagasan secara lisan.” Sejalan dengan itu, Tarigan (1991:132)
menegaskan, “Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasan
lisan.”
Berdasarkan
pendapat yang disampaikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan
produktif lisan. Dikatakan produktif karena orang yang berbicara (pewicara)
dituntut untuk menghasilkan paparan secara lisan yang merupakan cermin dari
gagasan, perasaan, dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain.
Dapat
dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar  (audible) dan yang kelihatan  (visible)  yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud  dan tujuan gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik,
dan linguistik.



3



2.2 Tujuan Keterampilan Berbicara
Menurut
Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya sang pembicara memahami 
makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi
efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip
yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun
perorangan.
Menurut
Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima
golongan yaitu
(1) menghibur,
      (2) menginformasikan,
(3)
menstimulasi,
(4)
meyakinkan, dan
 5)
menggerakkan.
Pada
dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a.   
Memberitahukan
dan melaporkan (to inform).
b.   
Menjamu dan
menghibur (to entertain).
c.   
Membujuk,
mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Beberapa
prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain:
a.   
Membutuhkan
paling sedikit dua orang.
b.   
Mempergunakan
suatu sandi linguistic yang dipahami bersama.
c.   
Menerima
atau mengakui suatu daerah referensi umum.
d.  
Merupakan
suatu pertukaran antar partisipan.
e.   
Menghubungkan
setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan  kepada lingkungannya dengan
segera.
f.    
Berhubungan
atau berkaitan dengan masa kini.
g.   
Hanya melibatkan
aparant atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara atau bunyi bahasa dan
pendengaran.
h.   
Secara tidak
pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil.
Keterampilan
utama dalam berbicara yaitu:
a.   
Keterampilan
social, kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan
masyarakat. Keterampilan ini menuntut agar kita mengetahui apa yang
dibicarakan, bagaimana cara mengatakannya dan kapan mengatakannya
b.   
Keterampilan
semantic, kemampuan mempergunakan kata-kata dengan tepat arti.
c.   
Keterampilan
fonetik, kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat.
d.  
Keterampilan
vocal, kemampuan menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara.


 4


Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:
1.   
Berbicara di
muka umum (public speaking) mencakup empat jenis, yaitu:
a.   
Berbicara
untuk melaporkan.
b.   
Berbicara
secara kekeluargaan.
c.   
Berbicara
untuk meyakinkan.
d.  
Berbicara
untuk merundingkan.
2.   
Berbicara
pada konferensi, yang meliputi:
a.   
Diskusi
kelompok.
b.   
Prosedur
perlementer.
c.   
Debat










                                                       
5



2.4 Faktor Penunjang dan Penghambat
Keterampilan Berbicara
2.4.1 Faktor penunjang
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan
kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok
orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau
pesan dapat sampai kepada  audience dengan baik, perlu diperhatikan
beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. 
                     
                                                                    
a.       Faktor
kebahasaan
Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan
berbicara antara lain:
1)        Ketepatan
pengucapan atau pelafalan bunyi.
2)        Penempatan
tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme.
3)        Pemilihan
kata dan ungkapan yang baik.
4)        Ketepatan
susunan kalimat.
b.      Faktor
nonkebahasaan
1)
   Sikap yang tenang, wajar dan tidak kaku.
2)
   Pandangan diarahkan kepada lawan bicara.
3)
   Kesediaan menghargai pendapat orang lain.
4)
   Kesediaan mengkoreksi diri sendiri.
5)   
Keberanian mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
6)
   Gerak-gerik dan mimik yang tepat.
7)
   Kenyaringan suara.
8)
   Kelancaran.
9)
   Penalaran dan relevansi.
10)
Penguasaan topic.
2.4.2 Faktor penghambat
Ada kalanya
proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima
oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga
faktor penyebab gangguan  dalam kegiatan berbicara, yaitu:
a. Faktor
fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan.
b. Faktor
media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
c. Faktor psikologis,
kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis,
dan sakit.






             
                     
                6

2.5  Berbicara Untuk
Menginformasikan
Bebicara dengan tujuan ini, biasanya bersuasana
serius, tertib, dan hening. Soalnya, pesan yang dibicarakan merupakan pusat
perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam hal ini, pembicara harus
berusaha  berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat mengenai isi
pembicaraan yang akan disampaikan, agar apa yang akan di sampaikan 
terjaga keakurtannya. Pendengarpun biasanya berusaha menangkap isi dari
informasi yang di sampaikan dengan penuh kesungguhan. Contoh nya yaitu:
penjelasan seorang Polisi mengenai konflik yang sedang terjadi ke khalayak
umum, penjelasan seorang Presiden mengenai kenaikan BBM.
Dalam berbicara untuk
menginformasikan soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun
pendengar. Dalam berbicara menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas,
sistematis, dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya.
Pendengar pun biasanya berusaha menangkap informasi yang disampaikan dengan
segala kesungguahan.









7



BAB III
PENUTUP



KESIMPULAN
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
dapat didengar  (audible) dan yang kelihatan  (visible)  yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud  dan tujuan gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik,
dan linguistik.
Pada
dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a.      
Memberitahukan
dan melaporkan (to inform).
b.     
Menjamu dan
menghibur (to entertain).
c.      
Membujuk,
mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:
a.      
Berbicara di
muka umum (public speaking)
b.     
Berbicara
pada konferensi
Faktor penunjang
a.       Faktor
kebahasaan
b.      Faktor nonkebahasaan
Faktor penghambat
a.      
Faktor fisik
b.     
Faktor media
c.      
Faktor
psikologis
Dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya harus
memperhatikan lima faktor, yaitu:
a) Apakah bunyi-bunyi tersendiri
(vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?
b) Apakah pola-pola intonasi, naik
dan turunnya suara serta rekaman suku kata memuaskan?
c) Apakah ketepatan ucapan
mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa referensi internall memahami bahasa
yang digunakan? 
d) Apakah kata-kata yang diucapkan
itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
e) Sejauh  manakah “kewajaran”
dan  “kelancaran” ataupun “kenative-speaker-an” yang tecermin bila
sesorang berbicara?
Hubungan antara berbicara dengan menyimak yaitu ucapan
(speech) biasanya diperoleh dari kemampuan menyimak dan meniru. Oleh karena itu
contoh model yang disimak atau direkam oleh sang anak sangat penting dalam
penguasaan kecakapan berbicara.
Hubungan antara berbicara dengan membaca yaitu
performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa
lisan.
Hubungan antara ekspresi lisan dengan ekspresi tulis
sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosakata,
pola-pola kalimat, serta ide-ide yang memberi ciri pada ujarannya merupakan
dasar bagi ekspresi tulis berikutnya,

SARAN
     Dengan
pentingnya aspek berbicara
semoga
makalah ini dapat
memberikan motivasi untuk mengembangkan kemampuan
berbicara
.










8







DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur.2008.”Berbicara Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa”.Bandung.Angkasa
Dra.Maidar, dkk. 1986.”Berbicara II”. Jakarta.
Karunika


iwan sugianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar